Tugas Internet 2(Blog)

GONG GUMBENG LAN KONGKIL

Minggu, 10 September 2017



Bagi penduduk desa Wringinanom, Sambit, Kabupaten Ponorogo Gong Gumbeng ini sudah tidak asing serta dianggap bernuansa magis pada masa silam. Kesenian ini telah ada di daerah tersebut sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya tahun 1837 M.


Kesenian ini merupakan jenis kesenian yang tergolong langka, bahkan menjadi suatu kebanggaan karena ada yang pernah mengatakan, kesenian ini satu-satunya di dunia.

Selain Gong Gumbeng, kesenian Kongkil yang merupakan budaya khas Dusun Kudo, Desa Bungkal Kecamatan Bungkal juga ditampilkan. Kedua kesenian tersebut memiliki seperangkat alat kesenian yang berbahan dari bambu.


Dalam sejarah Babad diceritakan, ide penyelenggaraan bersih desa itu muncul dari seorang tetua yang bernama Irobiri Banyuripan yang merupakan slinya dari Mataram. Suatu ketika, ia mendapat wangsit dalam mimpinya seakan-akan ditemui seorang kakek yang tua renta. Kakek itu mengatakan kalau warga desa Wringinanom ingin selamat dan air telaga Mantilirejo melimpah dan tidak kehabisan air,maka harus dilaksanakan bersih desa setiap tahun pada bulan Selo di Telaga. 

Pelaksanaannya harus hari Jum’at dan disertai Gong Gumbeng serta tledeknya diwaktu siang hari dan malam harinya pindah ke rumah perangkat desa. Alat-alat musik Gong Gumbeng ini sekarang disimpan di rumah Gunarto, Kamituwo (Kepala Dusun) Desa Wringinanom. Alat-alat kesenian ini masih original dari pertama kali dibuat, meskipun memang ada beberapa yang lapuk. Kesenian lain yang seperangkat alatnya berasal dari bambu yang diberi nama kongkil tersebut dinamai kongkil karena memang bunyinya yang kol kil kol kil. Kesenian diciptakanya seni ini bertujuan untuk pemersatu bangsa, mempersatukan warga untuk melawan penjajah.

0 komentar:

Posting Komentar