Tugas Internet 2(Blog)

GARDU PANDANG - KARANGPATIHAN

Minggu, 10 September 2017


Gambar terkait

Mungkin anda pernah melihat rumah pohon yang ada di jogja, tepatnya berada pada Kalibiru. Jika kamu bertanya dimanakah letak rumah pohon di ponorogo? mungkin kamu akan mendapatkan jawaban yang berbeda-beda, namun yang paling terkenal sampai sekarang ini adalah rumah pohon Gunung beruk karang patihan. Selain ini ada di watu pecah Jonggol, dan juga Gunung Bobrok desa Ngumpul.

Kali ini wisata ponorogo akan mencoba untuk mengajak kamu semua untuk mengeksplore keindahan alam yang disajikan oleh desa Karang Patihan ini, apa saja hal-halmenarik yang coba untuk di tawarkan oleh Gunung beruk karang patihan? Berikut deskripsi singkat mengenai wisata alam satu ini.

Pertama kali yang membuat banyak orang heboh berkunjung ke Gunung beruk karang patihan adalah gardu pandangnya, ya pada saat itu anak muda ponorogo juga sedang dilanda tren travelling, masyarakat karang patihan Balong sadar mereka memiliki potensi untuk dikembangkan, dan akhirnya mereka membuat sebuah rumah pohon atau gardu pandang disebuah bukti bernama Gunung beruk.

Sesaat kemudian banyak sekali orang yang berkunjung kelokasi ini, rintisan anak-anak muda desa Karang patihan Balong inipun membuahkan hasil setelah banyak anak muda yang membagikan foto-foto cantik mereka di instagram. Melihat reaksi yang bagus tersebut, kemudian lokasi wisata ini melalui beberapa kali pengembangan, dimulai dari berdirinya warung-warung kecil disekitar lokasi, penbahan wahan lain seperti gazebo-gazebo, outbond, serta taman baca, sampai dengan jalur untuk sampai kelokasi yang sudah tertata lebih rapi.

Jadi tidak hanya berfoto-foto pada area gardu pandang saja, sekarang Gunung beruk karang patihan memiliki banyak sekali tawaran aktivitas dimulai dari berfoto-foto di rumah pohonya atau gardu pandang, bermain outbond, duduk-duduk di gazebo, sampai dengan membaca buku.

Untuk masuk kelokasi wisata Gunung beruk karang patihan, setiap pengunjung akan dihitung perkendaraan, dan untuk satu motor dikenai tarif sebesar Rp. 3000, saja. Meskipun tidak seperti Gunung Gajah yang gratis, namun uang segitu murah bukan? Dengan uang itu kamu sudah bisa masuk untuk menikmati keindahan alam Gunung beruk karang patihan lengkap dengan wahan-wahan lain yang sudah disedikan.

JENANG MIRAH

Hasil gambar untuk JENANG MIRAH


Jenang Mirah adalah makanan tradisional yang terbuat dari beras ketan, gula jawa, dan santan. Makanan satu ini sekilas hampir mirip dengan dodol, namun teksturnya lebih lembut dan rasanya sangat khas. Jenang Mirah ini merupakan makanan tradisional yang cukup terkenal di Ponorogo dan dijadikan salah satu oleh – oleh khas di sana.

Asal Jenang Mirah
Makanan ini dinamakan Jenang Mirah karena yang pertama kali membuat makanan ini adalah Bu Mirah, yaitu seorang warga Desa Josari,Kecamatan Jetis, Ponorogo. Awalnya bu mirah menjajakan jenang ini secara berkeliling dari desa, pasar, bahkan di stasiun. Karena rasanya yang khas dan nikmat, Jenang Mirah ini mulai dikenal dan disukai oleh masyarakat. Hingga kini Jenang Mirah tidak lagi dijajakan secara berkeliling, namun berkembang menjadi industri rumahan. Tidak hanya sampai disitu saja, Jenang Mirah juga dikenal sebagai salah satu makanan khas dan oleh - oleh khas dari Ponorogo, Jawa Timur.

Keistimewaan Jenang Mirah
Jenang Mirah ini sedikit berbeda dengan olahan jenang pada umumnya. Jenang Mirah ini memiliki tekstur yang lembut dan terlihat lentur namun tidak lengket. Selain itu Jenang Mirah ini juga di buat dengan cara tradisional dengan bahan khusus dan tanpa menggunakan bahan pengawet. Sehingga sangat aman untuk dikonsumsi.

Pengolahan Jenang Mirah
Jenang Mirah ini terbuat dari bahan seperti beras ketan, gula jawa, dan santan. Dalam proses pembuatan Jenang Mirah ini cukup tradisional, bahan – bahan tadi diolah menjadi suatu adonan khusus kemudian dimasak menggunakan tungku dan kayu bakar. Selain lebih irit, memasak menggunakan kayu bakar ini juga tidak mengubah rasa asli dari jenangnya. Adonan tersebut dimasak hingga terlihat kecoklatan dan menjadi jenang. Setelah jenangnya sudah jadi, kemudian didinginkan dan dikemas.

Cita Rasa Jenang Mirah
Jenang Mirah ini memiliki cita rasa yang sangat khas. Perpaduan gula jawa dan santan dalam Jenang Mirah ini menghasilkan rasa manis yang khas. Selain itu teksturnya yang lembut dan sedikit kenyal memberikan sensasi tersendiri saat kita menikmatinya. Jenang Mirah ini sangat cocok untuk dinikmati sebagai cemilan atau dijadikan oleh – oleh saat anda berkunjung ke sana.

Tempat Kuliner Jenang Mirah
Jenang Mirah merupakan salah satu makanan khas yang cukup terkenal. Makanan  ini bisa kita temukan di berbagai toko oleh – oleh yang ada di Ponorogo, Jawa Timur. Jenang Mirah ini biasanya dijual dalam berbagai bentuk kemasan dan setiap jenis biasanya memiliki harga yang berbeda. Bagi anda yang berkunjung atau berwisata di Ponorogo, tentu kurang lengkap rasanya bila belum membawa pulang makanan satu ini. Jenang Mirah ini biasanya bisa bertahan tiga sampai tujuh hari, walaupun tidak menggunakan bahan pengawet sehingga sangat cocok untuk dijadikan oleh – oleh atau menemani perjalanan anda.

Sekian pengenalan tentang “Jenang Mirah Oleh - oleh Khas Dari Ponorogo, Jawa Timur”. Semoga bermanfaat dan menambah pengetahuan anda tentang kuliner tradisional di indonesia.

YUK CINTAI DAN LESTARIKAN KULINER TRADISIONAL DI INDONESIA!

SENI MUSIK ODROT

Hasil gambar untuk ODROT

Odrot termasuk seni musik hiburan yang berfungsi untuk memeriahkan suasana saat seseorang mempunyai hajat dan juga sering digunakan untuk memeriahkan hari besar nasional.  Kata Odrot sebenarnya nama yang diberikan oleh masyarakat setempat selan 'Mosik'.

Pertunjukan Odrot dapat dilaksanakan secara menetap pada suatu tempat atau bisa dengan berjalan, contohnya dalam mengiringi suatu iringan rombongan pengantin. Jumlah pemain Odrot kurang lebih 7 orang. Peralatannya secara keseluruhan terdiri dari alat musik tiup antara lain :
  1. Tenor dua buah.
  2. Biston satu buah.
  3. Alto satu buah.
  4. Bass satu buah
  5. Tambur satu buah.
  6. Jedor/drum satu buah.
Mengenai sejarah seni musik Odrot yang berkembang di daerah Ponorogo, terdapat beberapa opini :
Adanya pengaruh dari pelaksanaan upacara keraton Jawa masa lalu pada masa penjajahan Belanda erat hubungannya dengan upacara kebesaran kompeni yang selalu diiringi oleh alat musik tiup.
Pengaruh tokoh-tokoh Agama Islam di Ponorogo yang banyak melihat musik tersebut saat pergi haji dan sepulangnya dari haji, mengembangkan musik tersebut.
Adapun tokoh-tokoh pemain Odrot ini kebanyakan berasal dari desa Lengkong dan Gontor.

GONG GUMBENG LAN KONGKIL



Bagi penduduk desa Wringinanom, Sambit, Kabupaten Ponorogo Gong Gumbeng ini sudah tidak asing serta dianggap bernuansa magis pada masa silam. Kesenian ini telah ada di daerah tersebut sejak ratusan tahun yang lalu, tepatnya tahun 1837 M.


Kesenian ini merupakan jenis kesenian yang tergolong langka, bahkan menjadi suatu kebanggaan karena ada yang pernah mengatakan, kesenian ini satu-satunya di dunia.

Selain Gong Gumbeng, kesenian Kongkil yang merupakan budaya khas Dusun Kudo, Desa Bungkal Kecamatan Bungkal juga ditampilkan. Kedua kesenian tersebut memiliki seperangkat alat kesenian yang berbahan dari bambu.


Dalam sejarah Babad diceritakan, ide penyelenggaraan bersih desa itu muncul dari seorang tetua yang bernama Irobiri Banyuripan yang merupakan slinya dari Mataram. Suatu ketika, ia mendapat wangsit dalam mimpinya seakan-akan ditemui seorang kakek yang tua renta. Kakek itu mengatakan kalau warga desa Wringinanom ingin selamat dan air telaga Mantilirejo melimpah dan tidak kehabisan air,maka harus dilaksanakan bersih desa setiap tahun pada bulan Selo di Telaga. 

Pelaksanaannya harus hari Jum’at dan disertai Gong Gumbeng serta tledeknya diwaktu siang hari dan malam harinya pindah ke rumah perangkat desa. Alat-alat musik Gong Gumbeng ini sekarang disimpan di rumah Gunarto, Kamituwo (Kepala Dusun) Desa Wringinanom. Alat-alat kesenian ini masih original dari pertama kali dibuat, meskipun memang ada beberapa yang lapuk. Kesenian lain yang seperangkat alatnya berasal dari bambu yang diberi nama kongkil tersebut dinamai kongkil karena memang bunyinya yang kol kil kol kil. Kesenian diciptakanya seni ini bertujuan untuk pemersatu bangsa, mempersatukan warga untuk melawan penjajah.